Selasa, 21 Mei 2013

Pria Lebih Berisiko Cepat Pikun

Pria Lebih Berisiko Cepat Pikun

Pria kemungkinan lebih berisiko mengalami penurunan kognitif ringan (MCI) dibandingkan dengan wanita, menurut satu penelitian.

Penelitian yang diterbitkan Rabu dalam edisi online Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology, melibatkan sebanyak 1.450 orang yang berusia antara 70 hingga 89 tahun dan bebas dari demensia pada saat pendaftaran menjalani tes memori setiap 15 bulan selama rata-rata tiga tahun.

Peserta juga diwawancarai mengenai memori mereka oleh tenaga medis profesional. Pada akhir penelitian, sebanyak 296 orang telah mengalami perkembangan MCI.

Studi itu menemukan bahwa jumlah kasus demensia baru per tahun lebih tinggi pada pria, 72 dari 1.000 orang dibandingkan dengan 57 dari 1.000 orang pada wanita dan 64 dari 1.000 orang pada pria dan wanita jika digabungkan.

MCI dengan hilang ingatan ini lebih umum pada 38 dari 1.000 orang dari MCI tanpa hilang ingatan, yang mempengaruhi 15 dari 1.000 orang.

Mereka yang memiliki pendidikan kurang atau tidak menikah juga memiliki tingkat MCI lebih tinggi.

“Hasil ini mengejutkan, mengingat bahwa perempuan umumnya memiliki tingkat demensia lebih tinggi daripada pria,” kata penulis studi Rosebud Roberts, dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, dan anggota American Academy of Neurology.

“Studi kami menunjukkan bahwa faktor risiko untuk gangguan kognitif ringan harus dipelajari secara terpisah pada pria dan wanita.

Kombinasi olahraga ringan dan stimulasi mental lewat penggunaan komputer ternyata dapat membantu mengurangi risiko hilangnya memori yang terkait dengan usia. Melakukan dua aktivitas ini secara signifikan lebih efektif menekan risiko pikun ketimbang main komputer atau hanya olahraga saja. Demikian hasil riset terbaru para ilmuwan dari Mayo Clinic yang dipublikasikan dalam Mayo Clinic Proceedings.

Dalam kajiannya, para ilmuwan melibatkan lebih dari 920 relawan di Olmsted County, Minnesota, berusia 70-93 tahun, yang diminta untuk mengisi kuisioner tentang intensitas penggunaan komputer dan aktivitas fisik dalam kurun waktu setahun sebelumnya.

Peneliti menemukan tanda-tanda penurunan kognitif ringan pada hampir 38 persen dari partisipan yang tidak berolahraga dan tidak menggunakan komputer, dibandingkan dengan hanya lebih dari 18 persen dari mereka yang melakukan olahraga ringan dan juga menggunakan komputer. Gangguan kognitif ringan yang dimaksud adalah kehilangan memori sebagai awal perkembangan penyakit Alzheimer.

Para peneliti juga menemukan, 36 persen dari peserta yang melakukan latihan moderat dan menggunakan komputer memiliki fungsi memori yang normal, dibandingkan sekitar 20 persen dari mereka yang tidak berolahraga atau menggunakan komputer.

Olahraga moderat termasuk jalan cepat, aerobik, latihan kekuatan, golf, yoga, seni bela diri, angkat besi dan penggunaan beberapa mesin olahraga.

“Mereka kelompok baby boomers (generasi yang lahir dalam 25 tahun setelah perang dunia II) diproyeksikan mengalami peningkatan dramatis dalam prevalensi demensia,” kata peneliti, Dr Yonas Geda, seorang ilmuwan kedokteran dari Mayo Clinic, Arizona, dalam rilis berita.

“Penggunaan komputer sudah umum di antara semua kelompok usia. Penting untuk memeriksa bagaimana kaitan penggunaan komputer dengan penuaan dan demensia. Studi kami semakin menambah diskusi ini,” tambahnya

Meskipun studi ini menemukan hubungan antara latihan gabungan dan penggunaan komputer terhadap fungsi memori yang lebih baik, namun hal ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar